Taufiq Ismail
Cucu kau tahu,
kau menginap di DPR bulan Mei itu
Bersama beberapa
ribu kawanmu
Marah, serak
berteriak dan mengepalkan tinju
Bersama-sama
membuka sejarah halaman satu
Lalu mengguratkan
baris pertama bab yang baru
Seraya mencat
spanduk dengan teks yang seru
Terpicu oleh
kawan-kawan yang ditembus peluru
Dikejar masuk
kampus, terguling di tanah berdebu
Dihajar dusta dan
fakta dalam berita selalu
Sampai kini sejak
kau lahir dahulu
Inilah pengakuan
generasi kami, katamu
Hasil penataan
dan penataran yang kaku
Pandangan berbeda
tak pernah diaku
Daun-daun hijau
dan langit biru, katamu
Daun-daun kuning
dan langit kuning, kata orang-orang itu
Kekayaan alam
untuk bangsaku, katamu
Kekayaan alam
untuk nafsuku, kata orang-orang itu
Karena tak mau
nasib rakyat selalu jadi mata dadu
Yang
diguncang-guncang genggaman orang-orang itu
Dan nomor yang
keluar telah ditentukan lebih dulu
Maka kami
bergeraklah kini, katamu
Berjalan kaki,
berdiri di atap bis yang melaju
Kemeja basah
keringat, ujian semester lupakan dulu
Memasang ikat
kepala, mengibar-ngibarkan benderamu
Tanpa ada
pimpinan di puncak struktur yang satu
Tanpa dukungan
jelas dari yang memegang bedil itu
Sudahlah, ayo
kita bergerak saja dulu
Kita percayakan
nasib pada Yang Satu Itu.
1998
Tidak ada komentar:
Posting Komentar